SAKURA HIDEN : Thoughts of Love and
Longing, Riding Upon a Spring Breeze
(Sakura Hiden : Perasaan Cinta dan
Kerinduan, Menunggang Angin Musim Semi)
Story by
Tomohito Osaki, Illustration by Masashi Khisimoto
Eng Trans by
OrganicDinosaur
CHAPTER 1 Part 2
Rokudaime
Hokage, Kakashi
duduk di meja kerjanya. Dia menggunakan
pakaian formal Hokage tanpa topi.
“Sakura, beberapa saat yang lalu kita menguji
tentang masalah ini, kita mendapat jawaban dari Suna. Tampaknya pihak lain tidak akan
mempermasalahkannya.”
“Bersama Ino, bisakah kalian berdua pergi menemui mereka. Gadis itu juga sangat membantumu bukan?” lanjut Kakashi.
“Ya, kami bersedia.”
Seminggu berselang sejak mereka menerima
laporan tentang keberhasilan dari “Klinik Perawatan Kesehatan Mental Anak”, dia
telah bekerja bersama dengan Ino. Kini Sakura sedang menghadap ke Kantor
Hokage. Dengan status “Klinik Perawatan Kesehatan Mental Anak” sekarang, Sakura
juga ingin menyampaikan hal itu pada sekutu mereka, Desa Sunagakure. Selain
itu, ia juga telah meminta izin pada Kakashi sebelumnya.
Adanya pertempuran itu membuat hati dan
pikiran anak-anak mengalami tekanan, pasti juga ada anak-anak yang menderita
selain mereka yang ada di Konoha. Jika, mekanisme pembentukan klinik kesehatan
terbukti efektif di Konoha, hal ini bisa diaplikasikan di desa lain. Ini bisa berguna bagi desa lainnya.
“Sistem bermanfaat ini belum dibagi pada
semua orang, kan? Jadi selanjutnya beri tahu mereka.”
“Ya, Kakashi-sensei, aku benar-benar terbantu dengan ini. Tapi, kami memerlukan
anggaran...”
“Karena kau adalah mantan murid ku, aku juga
ingin membantumu bagaimanapun caranya. Meski pun… aku memahami trauma mental
adalah sesuatu yang berat, bukan begitu?” Kakashi menganggukkan kepalanya saat
berbicara.
“Aku mempercayakan perjalanan ke Suna padamu
dan Ino. Berhati-hatilah dan sampai nanti.”
“Ya!” Sakura meninggalkan kantor Hokage.
Membutuhkan waktu empat hari untuk mencapai
Sunagakure. Sakura berjalan meninggalkan kantor Hokage sambil memikirkan hal-hal
lain tentang misinya dan keperluan apa saja yang dibutuhkan untuk perjalanannya, Sakura
teringat sesuatu ia harus menyusun data lagi. Tak jauh darinya, dia melihat
sosok Sai, dibalik punggungnya Sai membawa sebuah gulungan besar.
“Sai!” Sakura memanggilnya.
“Yo!” sapa Sai.
“Apa kau juga mendapat misi dari Kakashi-sensei?”
“Mm- Ya!” Sai menjawab dengan agak setengah
hati.
“Bagaimana dengan mu, Sakura. Sepertinya kau
ada urusan di kantor Hokage?”
Sai bertanya balik dan Sakura mengatakan tentang perjalanan
misinya ke Suna pada Sai.
“Aku mengerti, jadi kau akan pergi ke Suna.
Di sana gersang jadi sebaiknya kau menjaga kulitmu dari dehidrasi.” Sakura
mengangguk akan nasihat Sai.
“Tak masalah, aku akan membawa pelembab.
Karena bagiku, hal semacam itu adalah kekuatan wanita.”
“Benarkah? Tapi sepertinya bagimu, dari pada
kekuatan seorang wanita, aku lebih mengagumi kekuatan fisikmu. Jadi pastikan untuk tidak
menghancurkan botol pelembab dengan tangan kosong, Ok!”Sai tersenyum manis saat
mengucapkan hal itu, di sisi lain Sakura pun tersenyum.
“Lalu bagaimana jika aku menutup mulutmu
dengan kekuatan fisikku?”
“Tidak
perlu… itu menakutkan.” Tanpa
berkata-kata dan sedikit rasa takut, Sai melangkah pergi menuju kantor Hokage. Ditempatnya
Sakura hanya tersenyum kecut.
----^-^----
“Kau memanggil ku bukan?” Sai berbicara di
hadapan meja Kakashi.
“Maaf mendadak memanggilmu.” Kakashi menutup
file yang ada di tangannya.
“Tidak masalah. Apa yang harus aku lakukan…?
Apakah ini sebuah misi?”
“Mmmm, Baiklah, misi adalah misi, tapi bukan
berarti sesuatu yang resmi.”
“Maksud mu?” Sai sedikit menyipitkan mata.
“Aku ingin kau menyelidi sesuatu. Tapi, aku
ingin kau melakukannya seorang diri.”
“Apa yang harus aku selidiki?”
Kakashi mengangguk dan melanjutkan.
“Satu minggu yang lalu, Daimyo datang untuk
beristirahat di onsen desa. Apa kau tahu kejadian dimana mereka diserang oleh
seseorang?”
“Ya, aku mendengarnya saat Daimyo sedang
berendam, sebuah kunai melayang ke arah mereka.”
“Ya, mungkin ini bukan masalah karena tak ada
kerugian, Daimyo juga tak terluka. Tapi pada hari itu, ANBU ada di sekitar wilayah onsen tempat Daimyo berada, mereka
menyebar dan berjaga ketat. Bahkan jika sebuah kunai dilempar, itu tidak akan
mudah dilakukan di bawah pengawasan mereka. Beberapa hari yang lalu. Di
lapangan latihan desa, Homura-sama dari Dewan Kehormatan datang untuk memeriksa
dan mengungkapkan pendapatnya tentang kasus ini. Beliau dikawal dua shinobi, tetapi mereka diserang oleh
seorang penjahat.”
“Aku tidak tahu tentang kejadian itu.”
“Homura-sama tidak mau memperbesar masalah
ini, beliau tidak menceritakannya.”
“Bukankah ini meresahkan? Seorang dewan
tertinggi di Negara ini di serang?”
“Selain itu, hal ini terjadi secara
beruntut.”
“Apakah kau ingin aku menyelidiki kedua kasus
ini?”
“Ya. Kedua kasus telah terjadi, jika ada
kejadian ketiga, mungkin pelakunya sama seperti dua kejadian sebelumnya atau
mungkin orang lain. Bagaimana pun, aku ingin kau menyelidiki semuanya, termasuk
perihal masalah ini.” Kakashi menyelesaikan ucapannya.
Sai kemudian bertanya: “Bagaimana dengan ANBU? Mengapa mereka tidak dikerahkan?”
“Tentu saja mereka sudah dikerahkan. Tapi,
aku pikir aku ingin menghentikan rangkaian penyidikan secara pribadi. Malui
dirimu.”
“Mengerti. Aku akan segera melakukannya. Maaf.
Apakah tidak masalah jika Naruto dan Sakura bergabung bersamaku? Mereka akan
meningkatkan efisiensi penyidikan… Tidak, aku rasa Naruto buruk dalam hal
semacam ini.”
“Aku mengerti, baiklah.” Kakashi tertawa, “Karena
anak itu tidak cocok dengan misi semacam ini. Selain itu, Sakura adalah Sakura,
dia sedang melakukan sesuatu sekarang.”
“Aku ingat, aku bertemu dia di perjalan ke
sini. Sesuatu tentang perjalanan misi ke Suna?”
“Mmhmmm. Itulah mengapa saat ini, mulai
sekarang Sai, kau harus bekerja sendiri, agar tidak menarik perhatian.”
“Aku mengerti!”
“Lanjutkan dengan hati-hati!” seperti yang
dikatakan Kakashi, wajahnya kini menegang. “Aku rasa ini bukan hanya lelucon
belaka dan tidak pula kejahatan yang kejam.”
“Apa itu yang kau pikirkan, sensei?”
“Ya. Ini pemikiran yang mengherankan bukan?”
“Aku akan berhati-hati. Tapi sensei, aku harap kau waspada.
“Bahkan aku?”
“Karena dewan tertinggi di Negara ini telah
di serang, bukan hal yang aneh jika Rokudaime
Hokage menjadi sasaran berikutnya.”
“Tampaknya masuk akal. Aku akan waspada.” Kakashi
mengangguk, dalam hatinya “Tapi tak
masalah jika mereka bertujuan menyerangku.” dia sesaat berpikir akan hal
itu.
Terimakasih telah
bersedia mampir ke blog saya.
Mohon maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan dan/kekurangan dalam posting ini. Terjemahan
dimodifikasi dan disesuaikan.
Hargai kerja keras saya.
NO PLAGIARISM DON’T RE-POST or COPY-PASTE!!!
NO PLAGIARISM DON’T RE-POST or COPY-PASTE!!!
Source : (1)
No comments:
Post a Comment