Pages

2015/05/01

SAKURA HIDEN: Chapter 1 (Part 2) [Indo Ver.]


SAKURA HIDEN : Thoughts of Love and Longing, Riding Upon a Spring Breeze
(Sakura Hiden : Perasaan Cinta dan Kerinduan, Menunggang Angin Musim Semi)
Story by Tomohito Osaki, Illustration by Masashi Khisimoto
Eng Trans by OrganicDinosaur
CHAPTER 1 Part 2
Rokudaime Hokage, Kakashi duduk di meja kerjanya.  Dia menggunakan pakaian formal Hokage tanpa topi.
“Sakura, beberapa saat yang lalu kita menguji tentang masalah ini, kita mendapat jawaban dari Suna.  Tampaknya pihak lain tidak akan mempermasalahkannya.”

“Benarkah?” wajah Sakura berseri, Kakashi menyeringai dan tertawa.

“Bersama Ino, bisakah kalian berdua pergi menemui mereka. Gadis itu juga sangat membantumu bukan?” lanjut Kakashi.
“Ya, kami bersedia.”
Seminggu berselang sejak mereka menerima laporan tentang keberhasilan dari “Klinik Perawatan Kesehatan Mental Anak”, dia telah bekerja bersama dengan Ino. Kini Sakura sedang menghadap ke Kantor Hokage. Dengan status “Klinik Perawatan Kesehatan Mental Anak” sekarang, Sakura juga ingin menyampaikan hal itu pada sekutu mereka, Desa Sunagakure. Selain itu, ia juga telah meminta izin pada Kakashi sebelumnya.
Adanya pertempuran itu membuat hati dan pikiran anak-anak mengalami tekanan, pasti juga ada anak-anak yang menderita selain mereka yang ada di Konoha. Jika, mekanisme pembentukan klinik kesehatan terbukti efektif di Konoha, hal ini bisa diaplikasikan di desa lain.  Ini bisa berguna bagi desa lainnya.
“Sistem bermanfaat ini belum dibagi pada semua orang, kan? Jadi selanjutnya beri tahu mereka.”
“Ya, Kakashi-sensei, aku benar-benar terbantu dengan ini. Tapi, kami memerlukan anggaran...”
“Karena kau adalah mantan murid ku, aku juga ingin membantumu bagaimanapun caranya. Meski pun… aku memahami trauma mental adalah sesuatu yang berat, bukan begitu?” Kakashi menganggukkan kepalanya saat berbicara.
“Aku mempercayakan perjalanan ke Suna padamu dan Ino. Berhati-hatilah dan sampai nanti.”
“Ya!” Sakura meninggalkan kantor Hokage.

Membutuhkan waktu empat hari untuk mencapai Sunagakure. Sakura berjalan meninggalkan kantor Hokage sambil memikirkan hal-hal lain tentang misinya dan keperluan apa saja  yang dibutuhkan untuk perjalanannya, Sakura teringat sesuatu ia harus menyusun data lagi. Tak jauh darinya, dia melihat sosok Sai, dibalik punggungnya Sai membawa sebuah gulungan besar.
“Sai!” Sakura memanggilnya.
“Yo!” sapa Sai.
“Apa kau juga mendapat misi dari Kakashi-sensei?”
“Mm- Ya!” Sai menjawab dengan agak setengah hati.
“Bagaimana dengan mu, Sakura. Sepertinya kau ada urusan di kantor Hokage?”
Sai bertanya balik  dan Sakura mengatakan tentang perjalanan misinya ke Suna pada Sai.
“Aku mengerti, jadi kau akan pergi ke Suna. Di sana gersang jadi sebaiknya kau menjaga kulitmu dari dehidrasi.” Sakura mengangguk akan nasihat Sai.
“Tak masalah, aku akan membawa pelembab. Karena bagiku, hal semacam itu adalah kekuatan wanita.”
“Benarkah? Tapi sepertinya bagimu, dari pada kekuatan seorang wanita, aku lebih mengagumi kekuatan  fisikmu. Jadi pastikan untuk tidak menghancurkan botol pelembab dengan tangan kosong, Ok!”Sai tersenyum manis saat mengucapkan hal itu, di sisi lain Sakura pun tersenyum.
“Lalu bagaimana jika aku menutup mulutmu dengan kekuatan fisikku?”
“Tidak perlu… itu menakutkan.” Tanpa berkata-kata dan sedikit rasa takut, Sai melangkah pergi menuju kantor Hokage. Ditempatnya Sakura hanya tersenyum kecut.
----^-^----

“Kau memanggil ku bukan?” Sai berbicara di hadapan meja Kakashi.
“Maaf mendadak memanggilmu.” Kakashi menutup file yang ada di tangannya.
“Tidak masalah. Apa yang harus aku lakukan…? Apakah ini sebuah misi?”
“Mmmm, Baiklah, misi adalah misi, tapi bukan berarti sesuatu yang resmi.”
“Maksud mu?” Sai sedikit menyipitkan mata.
“Aku ingin kau menyelidi sesuatu. Tapi, aku ingin kau melakukannya seorang diri.”
“Apa yang harus aku selidiki?”
Kakashi mengangguk dan melanjutkan.
“Satu minggu yang lalu, Daimyo datang untuk beristirahat di onsen desa. Apa kau tahu kejadian dimana mereka diserang oleh seseorang?”
“Ya, aku mendengarnya saat Daimyo sedang berendam, sebuah kunai melayang ke arah mereka.”
“Ya, mungkin ini bukan masalah karena tak ada kerugian, Daimyo juga tak terluka. Tapi pada hari itu, ANBU ada di sekitar wilayah onsen tempat Daimyo berada, mereka menyebar dan berjaga ketat. Bahkan jika sebuah kunai dilempar, itu tidak akan mudah dilakukan di bawah pengawasan mereka. Beberapa hari yang lalu. Di lapangan latihan desa, Homura-sama dari Dewan Kehormatan datang untuk memeriksa dan mengungkapkan pendapatnya tentang kasus ini. Beliau dikawal dua shinobi, tetapi mereka diserang oleh seorang penjahat.”
“Aku tidak tahu tentang kejadian itu.”
“Homura-sama tidak mau memperbesar masalah ini, beliau tidak menceritakannya.”
“Bukankah ini meresahkan? Seorang dewan tertinggi di Negara ini di serang?”
“Selain itu, hal ini terjadi secara beruntut.”
“Apakah kau ingin aku menyelidiki kedua kasus ini?”
“Ya. Kedua kasus telah terjadi, jika ada kejadian ketiga, mungkin pelakunya sama seperti dua kejadian sebelumnya atau mungkin orang lain. Bagaimana pun, aku ingin kau menyelidiki semuanya, termasuk perihal masalah ini.” Kakashi menyelesaikan ucapannya.
Sai kemudian bertanya:  “Bagaimana dengan ANBU? Mengapa mereka tidak dikerahkan?”
“Tentu saja mereka sudah dikerahkan. Tapi, aku pikir aku ingin menghentikan rangkaian penyidikan secara pribadi. Malui dirimu.”
“Mengerti. Aku akan segera melakukannya. Maaf. Apakah tidak masalah jika Naruto dan Sakura bergabung bersamaku? Mereka akan meningkatkan efisiensi penyidikan… Tidak, aku rasa Naruto buruk dalam hal semacam ini.”
“Aku mengerti, baiklah.” Kakashi tertawa, “Karena anak itu tidak cocok dengan misi semacam ini. Selain itu, Sakura adalah Sakura, dia sedang melakukan sesuatu sekarang.”
“Aku ingat, aku bertemu dia di perjalan ke sini. Sesuatu tentang perjalanan misi ke Suna?”
“Mmhmmm. Itulah mengapa saat ini, mulai sekarang Sai, kau harus bekerja sendiri, agar tidak menarik perhatian.”
“Aku mengerti!”
“Lanjutkan dengan hati-hati!” seperti yang dikatakan Kakashi, wajahnya kini menegang. “Aku rasa ini bukan hanya lelucon belaka dan tidak pula kejahatan yang kejam.”
“Apa itu yang kau pikirkan, sensei?”
“Ya. Ini pemikiran yang mengherankan bukan?”
“Aku akan berhati-hati. Tapi sensei, aku harap kau waspada.
“Bahkan aku?”
“Karena dewan tertinggi di Negara ini telah di serang, bukan hal yang aneh jika Rokudaime Hokage menjadi sasaran berikutnya.”
“Tampaknya masuk akal. Aku akan waspada.” Kakashi mengangguk, dalam hatinya “Tapi tak masalah jika mereka bertujuan menyerangku.” dia sesaat berpikir akan hal itu.
---To be Continued---
(Part 3 >>>)

Terimakasih telah bersedia mampir ke blog saya.
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan/kekurangan dalam posting ini. Terjemahan dimodifikasi dan disesuaikan.

Hargai kerja keras saya.
NO PLAGIARISM DON’T RE-POST or COPY-PASTE!!!


Source : (1)

No comments:

Post a Comment