SAKURA HIDEN :
Thoughts of Love and Longing, Riding Upon a Spring Breeze
(Sakura Hiden :
Perasaan Cinta dan Kerinduan, Menunggang Angin Musim Semi)
Story by Tomohito Osaki, Illustration by Masashi Khisimoto
Eng Trans by OrganicDinosaur
CHAPTER 3 Part 1
“Sudah satu setengah tahun berlalu sejak
usulan, pengenalan dan pembentukan ‘Klinik Perawatan Kesehatan Mental Anak’
oleh Haruno Sakura. Namun, telah mencapai keberhasilan yang konsisten. Untuk
selanjutnya, mungkin kita berinvestasi lebih di sini…”
Daimyo
yang menduduki kursi kehormatan mengelus dagunya dengan sikap ‘Hmmm’ karena proposal Kakashi. Untuk alasan tertentu, ekspresi wajahnya
terlihat seperti sedang mempertimbangkan hal itu. Namun faktanya beliau tidak
terlalu peduli akan hal itu, Kakashi tahu itu. Pertemuan yang membosankan harus
segera berakhir, mungkin hal itu yang beliau pikirkan.
Pertemuan diadakan di Mansion Daimyo. Agenda utama pertemuan untuk membahas pembagian
anggaran. Mereka yang hadir dalam pertemuan berkedudukan lebih rendah dari Daimyo yang merupakan atasan dari
Negara. Mereka terdiri dari : Hokage
Kakashi, Dewan Kehormatan Homura dan Koharu, dan ANBU kelas eksekutif. Sebagai seorang eksekutif dari Korps
Perawatan Medis, Shizune juga hadir.
“Aku ingin mendengar laporan lengkap dari
Haruno Sakura, tapi gadis itu sedang tidak di desa sekarang?” Koharu membuka
suara.
Kakashi mengangguk dengan tegas.
“Dia pergi bersama Yamanaka Ino ke Suna.
Mereka melaporkan pada personil medis Suna tentang status ‘Klinik Perawatan
Kesehatan Mental Anak’ saat ini. Mereka
ingin bertukar pikiran dan pendapat secara langsung.”
“Jika kita memperkenalkan infrastuktur yang
sama pada Suna bahkan mungkin desa lainnya, mungkin kita dapat melakukan
sesuatu seperti penelitian bersama. Jika itu terjadi mulai sekarang dan
kedepannya, saya pikir perawatan mental anak-anak akan jauh lebih kaya.” Shizune
menambahkan, dia duduk di sebelah Kakashi.
“Bagaimana tentang anggaran untuk ANBU?” Seseorang menyela dan meninggikan
suaranya.
Dia adalah seseorang yang duduk berseberangan
dengan Kakashi. Dia bernama Tsumiki Kido, dia seorang ANBU eksekutif yang mengelola beberapa kelompok dari mereka.
Usianya jelas dan praktis sama dengan Kakashi. Kido memiliki hidung yang
bengkok dan mata tajam . Disebelah Kido seseorang bernama Magire, yang tepat di
sampingnya.
Kido melanjutkan: “Anggaran yang diberikan
untuk klinik mental sebelumnya lebih dari cukup. Jika kita memperhatikan
keberhasilan yang konsisten, Saya pikir tidak perlu untuk menaikkan anggaran
lagi.” Nada suara apatis pada akhir kata-katanya terdengar kasar di telinga.
“Anggaran diperlukan untuk pemeliharaan dan
pengembangan sistem.” Shizune berbicara dengan nada tajam.
“Jika anda berkata demikian, maka saya ingin
anda juga mempertimbangkan pemeliharaan dan pengembangan system pada ANBU.” Saat Kido berbicara, dia melihat
ke arah Kakashi.
“Kakashi-san….maaf.
Rokudaime : selama dua tahun
terakhir, anggaran yang seharusnya untuk ANBU
selalu berkurang. Seperti yang diperkirakan, saya bertanya-tanya apakah ini
keputusan yang tepat.”
“Setidaknya saya berpikir ini tepat…”
Setelah Kakashi berbicara. Kido meninggikan
suaranya dan tertawa angkuh ‘Hahahaa’
“Kata-kata Hokage-sama sepertinya tidak benar. Oranaisasi ANBU dibawah pengawasan langsung Hokage. Hokage sendiri
mencoba untuk mengurangi anggaran ANBU.
Bukankah anda sendiri awalnya anggota ANBU?”
“Aku berkata tentang prioritas.”
“Memperhatikan dan merawat anak, bukan kah
anda mengatakan mereka lebih penting
dari ANBU? Saya tidak mengerti
mengapa.” Kido menekankan nada suaranya.
“Melakukan rehabilitasi trauma mental anak
melalui percakapan, cara ini lamban. Untuk itu para spesialis dilatih. Memang
itu merupakan proses cara pengobatan. Bahkan jika anda ingin mengobati mereka dengan obat, kemudian
kecemasan dan gejalanya dengan cepat akan hilang.”
“Saya rasa obat adalah cara yang lain. Tapi
itu merupakan sebuah dedikasi penuh.”
“Magire-san”
Shizune memanggil laki-laki yang duduk di sebelah Kido.
“Bukankah anda seorang ninja medis? Apakah
anda juga berpikir sama dengan Kido-san?”
Magire mendengarkan dan mengalihkan wajahnya
ke arah Shizune. Dia berkulit putih dan mengenakan kacamata berlensa satu,
memang pria itu terkesan seperti ningrat.
“Percakapan dapat mengurangi kecemasan
anak-anak. Saya tidak bermaksud meragukan metode ini, namun dalam hal keberhasilan
dan tingkat kepastian, Saya berkesimpulan bahwa pemulihan dengan menggunakan
obat akan lebih masuk akal. Itu jauh lebih baik, itu saja.”
Setelah Magire berbicara, dia kembali melihat
ke depan. Untuk beberapa alasan, di terlihat seperti boneka, cara dia bergerak
tidak seperti manusia.
Kido melanjutkan setelahnya.
“Efisien dan masuk akal. Memang, itu pernyataan
yang sangat baik. Perawatan medis dan anggaran tampak ideal. Untuk anggaran,…
terbatas. Sebenarnya, saya berpikir seharusnya dibagi untuk kepentingan desa.”
“Untuk sekarang ini masa yang damai. Keadaan
dunia saat sekarang tidak tegang. Dengan keadaan seperti sekarang saya rasa
tidak perlu mengurangi anggaran ANBU.
“Ada sebuah perumpamaan: ‘Dalam keadaan
tenang, bersiaplah untuk perang’… benar sekarang ini adalah masa damai, tapi
sesuatu yang penting untuk berpikir bahwa akan ada masa kacau di dunia, selain
itu….” Kido tampak bernafas tenang saat dia memenggal kalimatnya.
“Seperti yang diduga, Saya rasa saya dapat
mengatakan tidak ada kedamaian sekarang.” Kido terus berbicara dengan tawa yang
mengejek.
“Baru-baru ini, Daimyo-sama dan Humora -sama
diserang oleh seseorang, semua orang mengetahui hal itu. Tentu saja, ANBU tidak mampu memenuhi tanggung jawabnya
sebagai penjaga Daimyo-sama, kita
harus bertanggung jawab akan hal itu. Namun karena hal itu kita harus
memperkokoh ANBU, Saya rasa itu
adalah masalah penting yang harus dipertimbangkan sekarang ini. Bagaimana?”
“Bukankah
ini pemaparan yang cerdas?” Kakashi berpikir seperti itu dia merasa
gentar.
Apa yang di bicarakan adalah alasan yang
masuk akal. Kakashi tidak menemukan kesalahan akan hal itu.
“Baiklah menurut saya, Saya tidak keberatan
dengan apa yang Kido katakan.” Saat Daimyo
berbicara, dia melirik Homura.
Tertulis di wajahnya, seperti berkata “Setelah ini, berikan keputusan untuk kami.”
Homura melipat kedua tangannya dengan muram.
Dia mengambil napas dan berkata:
“Kita sudah menunda peneyelidikan terhadap
penjahat dan semacamnya. Aku bahkan mendapat luka, aku menanggung itu. Namun
itu tampat seperti alasan. Adapun orang-orang yang menyerangku tampak memiliki
kekuatan yang cukup. Ini sebuah kenyatakan ada sesuatu yang tak menyenangkan
yang terjadi di desa.”
Homura melirik Kakashi dan Kido bergantian.
Dia kemudian melanjutkan.
“Untuk anggaran ke depan, kita akan
memperkokoh sistem pada ANBU. Saya
telah memutuskan bahwa ini adalah prioritas. Apa ada yang keberatan?
Terima kasih telah bersedia mampir ke blog saya.
Mohon maaf
jika ada kesalahan penulisan dan/kekurangan dalam posting ini. Terjemahan telah
dimodifikasi dan disesuaikan.
NO
PLAGIARISM DON’T RE-POST or COPY-PASTE!!!
Source
: (1)
Makasih.
ReplyDeleteDitunggu part n chapter selanjutnya.