Pages

2015/05/08

SAKURA HIDEN: Chapter 3 (Part 1) [Indo Ver.]


SAKURA HIDEN : Thoughts of Love and Longing, Riding Upon a Spring Breeze
(Sakura Hiden : Perasaan Cinta dan Kerinduan, Menunggang Angin Musim Semi)
Story by Tomohito Osaki, Illustration by Masashi Khisimoto
Eng Trans by OrganicDinosaur
CHAPTER 3 Part 1

“Sudah satu setengah tahun berlalu sejak usulan, pengenalan dan pembentukan ‘Klinik Perawatan Kesehatan Mental Anak’ oleh Haruno Sakura. Namun, telah mencapai keberhasilan yang konsisten. Untuk selanjutnya, mungkin kita berinvestasi lebih di sini…”


Daimyo yang menduduki kursi kehormatan mengelus dagunya dengan sikap ‘Hmmm’  karena proposal Kakashi.  Untuk alasan tertentu, ekspresi wajahnya terlihat seperti sedang mempertimbangkan hal itu. Namun faktanya beliau tidak terlalu peduli akan hal itu, Kakashi tahu itu. Pertemuan yang membosankan harus segera berakhir, mungkin hal itu yang beliau pikirkan.

Pertemuan diadakan di Mansion Daimyo. Agenda utama pertemuan untuk membahas pembagian anggaran. Mereka yang hadir dalam pertemuan berkedudukan lebih rendah dari Daimyo yang merupakan atasan dari Negara. Mereka terdiri dari : Hokage Kakashi, Dewan Kehormatan Homura dan Koharu, dan ANBU kelas eksekutif. Sebagai seorang eksekutif dari Korps Perawatan Medis, Shizune juga hadir.

“Aku ingin mendengar laporan lengkap dari Haruno Sakura, tapi gadis itu sedang tidak di desa sekarang?” Koharu membuka suara.
Kakashi mengangguk dengan tegas.
“Dia pergi bersama Yamanaka Ino ke Suna. Mereka melaporkan pada personil medis Suna tentang status ‘Klinik Perawatan Kesehatan Mental Anak’ saat ini.  Mereka ingin bertukar pikiran dan pendapat secara langsung.”
“Jika kita memperkenalkan infrastuktur yang sama pada Suna bahkan mungkin desa lainnya, mungkin kita dapat melakukan sesuatu seperti penelitian bersama. Jika itu terjadi mulai sekarang dan kedepannya, saya pikir perawatan mental anak-anak akan jauh lebih kaya.” Shizune menambahkan, dia duduk di sebelah Kakashi.
“Bagaimana tentang anggaran untuk ANBU?” Seseorang menyela dan meninggikan suaranya.

Dia adalah seseorang yang duduk berseberangan dengan Kakashi. Dia bernama Tsumiki Kido, dia seorang ANBU eksekutif yang mengelola beberapa kelompok dari mereka. Usianya jelas dan praktis sama dengan Kakashi. Kido memiliki hidung yang bengkok dan mata tajam . Disebelah Kido seseorang bernama Magire, yang tepat di sampingnya.

Kido melanjutkan: “Anggaran yang diberikan untuk klinik mental sebelumnya lebih dari cukup. Jika kita memperhatikan keberhasilan yang konsisten, Saya pikir tidak perlu untuk menaikkan anggaran lagi.” Nada suara apatis pada akhir kata-katanya terdengar kasar di telinga.
“Anggaran diperlukan untuk pemeliharaan dan pengembangan sistem.” Shizune berbicara dengan nada tajam.
“Jika anda berkata demikian, maka saya ingin anda juga mempertimbangkan pemeliharaan dan pengembangan system pada ANBU.” Saat Kido berbicara, dia melihat ke arah Kakashi.
“Kakashi-san….maaf. Rokudaime : selama dua tahun terakhir, anggaran yang seharusnya untuk ANBU selalu berkurang. Seperti yang diperkirakan, saya bertanya-tanya apakah ini keputusan yang tepat.”
“Setidaknya saya berpikir ini tepat…”
Setelah Kakashi berbicara. Kido meninggikan suaranya dan tertawa angkuh ‘Hahahaa’

“Kata-kata Hokage-sama sepertinya tidak benar. Oranaisasi ANBU dibawah pengawasan langsung Hokage. Hokage sendiri mencoba untuk mengurangi anggaran ANBU. Bukankah anda sendiri awalnya anggota ANBU?”
“Aku berkata tentang prioritas.”
“Memperhatikan dan merawat anak, bukan kah anda mengatakan  mereka lebih penting dari ANBU? Saya tidak mengerti mengapa.” Kido menekankan nada suaranya.
“Melakukan rehabilitasi trauma mental anak melalui percakapan, cara ini lamban. Untuk itu para spesialis dilatih. Memang itu merupakan proses cara pengobatan. Bahkan jika anda  ingin mengobati mereka dengan obat, kemudian kecemasan dan gejalanya dengan cepat akan hilang.”
“Saya rasa obat adalah cara yang lain. Tapi itu merupakan sebuah dedikasi penuh.”
“Magire-san” Shizune memanggil laki-laki yang duduk di sebelah Kido.
“Bukankah anda seorang ninja medis? Apakah anda juga berpikir sama dengan Kido-san?”
Magire mendengarkan dan mengalihkan wajahnya ke arah Shizune. Dia berkulit putih dan mengenakan kacamata berlensa satu, memang pria itu terkesan seperti ningrat.

“Percakapan dapat mengurangi kecemasan anak-anak. Saya tidak bermaksud meragukan metode ini, namun dalam hal keberhasilan dan tingkat kepastian, Saya berkesimpulan bahwa pemulihan dengan menggunakan obat akan lebih masuk akal. Itu jauh lebih baik, itu saja.”
Setelah Magire berbicara, dia kembali melihat ke depan. Untuk beberapa alasan, di terlihat seperti boneka, cara dia bergerak tidak seperti manusia.
Kido melanjutkan setelahnya.
“Efisien dan masuk akal. Memang, itu pernyataan yang sangat baik. Perawatan medis dan anggaran tampak ideal. Untuk anggaran,… terbatas. Sebenarnya, saya berpikir seharusnya dibagi untuk kepentingan desa.”
“Untuk sekarang ini masa yang damai. Keadaan dunia saat sekarang tidak tegang. Dengan keadaan seperti sekarang saya rasa tidak perlu mengurangi anggaran ANBU.
“Ada sebuah perumpamaan: ‘Dalam keadaan tenang, bersiaplah untuk perang’… benar sekarang ini adalah masa damai, tapi sesuatu yang penting untuk berpikir bahwa akan ada masa kacau di dunia, selain itu….” Kido tampak bernafas tenang saat dia memenggal kalimatnya.
“Seperti yang diduga, Saya rasa saya dapat mengatakan tidak ada kedamaian sekarang.” Kido terus berbicara dengan tawa yang mengejek.
“Baru-baru ini, Daimyo-sama dan Humora -sama diserang oleh seseorang, semua orang mengetahui hal itu. Tentu saja, ANBU tidak mampu memenuhi tanggung jawabnya sebagai penjaga Daimyo-sama, kita harus bertanggung jawab akan hal itu. Namun karena hal itu kita harus memperkokoh ANBU, Saya rasa itu adalah masalah penting yang harus dipertimbangkan sekarang ini. Bagaimana?”
“Bukankah ini pemaparan yang cerdas?”  Kakashi berpikir seperti itu dia merasa gentar.
Apa yang di bicarakan adalah alasan yang masuk akal. Kakashi tidak menemukan kesalahan akan hal itu.

“Baiklah menurut saya, Saya tidak keberatan dengan apa yang Kido katakan.” Saat Daimyo berbicara, dia melirik Homura.
Tertulis di wajahnya, seperti berkata “Setelah ini, berikan keputusan untuk kami.”
Homura melipat kedua tangannya dengan muram. Dia mengambil napas dan berkata:
“Kita sudah menunda peneyelidikan terhadap penjahat dan semacamnya. Aku bahkan mendapat luka, aku menanggung itu. Namun itu tampat seperti alasan. Adapun orang-orang yang menyerangku tampak memiliki kekuatan yang cukup. Ini sebuah kenyatakan ada sesuatu yang tak menyenangkan yang terjadi di desa.”
Homura melirik Kakashi dan Kido bergantian. Dia kemudian melanjutkan.

“Untuk anggaran ke depan, kita akan memperkokoh sistem pada ANBU. Saya telah memutuskan bahwa ini adalah prioritas. Apa ada yang keberatan?

---To be Continued---
(Part 2 >>>)

Terima kasih telah bersedia mampir ke blog saya.
Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan dan/kekurangan dalam posting ini. Terjemahan telah dimodifikasi dan disesuaikan.
NO PLAGIARISM DON’T RE-POST or COPY-PASTE!!!

Source : (1)



1 comment:

  1. Makasih.
    Ditunggu part n chapter selanjutnya.

    ReplyDelete