Pages

2015/05/07

SAKURA HIDEN: Chapter 2 (Part 3) [Indo Ver.]


SAKURA HIDEN : Thoughts of Love and Longing, Riding Upon a Spring Breeze
(Sakura Hiden : Perasaan Cinta dan Kerinduan, Menunggang Angin Musim Semi)
Story by Tomohito Osaki, Illustration by Masashi Khisimoto
Eng Trans by OrganicDinosaur
CHAPTER 2 Part 3

Sakura membuka lebar matanya. “Benarkah?”
“Eh, tidak mungkin…apakah mimpiku menjadi nyata?”
Untuk sesaat sebuah senyum hampir keluar dari wajahnya,
namun dia merasakan  sesuatu yang tak menyenangkan dari ekspresi wajah Gaara dan suaranya. Dia mengurungkan senyumnya.
“Sasuke-kun ada di sini?”
“Kenapa?”
Sakura dan Ino bertanya pada mereka.
Gaara melipat tangannya dan meletakkannya di meja bundar. Dia mengambil napas sebelum berbicara.
“Dari mana aku harus memulai? Aku sedikit khawatir, tapi untuk sekarang aku mungkin harus menceritakan tentang apa yang telah terjadi.”
Gaara melanjutkan: “Dua hari yang lalu. Uchiha Sasuke datang menghubungi teroris tersembunyi dari desa.”
“Apa!?” Ino meninggikan suaranya. “Sebentar. Apa yang Sasuke-kun lakukan dengan para teroris ataupun seseorang seperti…”
“Ino!” Temari menyela dengan suaranya: “Pertama tama, biarkan Gaara berbicara. Kalian bisa memberikan pertanyaan setelahnya.
“Maaf…”
Gaara mengangguk dan melanjutkan:
“Dua hari yang lalu, aku pergi bersama ANBU dari Negara ini untuk mengepung  tempat persembunyian para teroris. Karena aku pemimpin dari desa ini, aku biasanya tidak mendampingi mereka  dalam misi namun, aku ikut serta dalam misi karena keadaan.”

Para teroris itu sebenarnya shinobi dari Sunagakure tapi karena mereka tidak setuju dengan penetapan Gaara sebagai Kazekage, mereka meninggalkan desa. Mereka kemudian menjadi kelompok anti pemerintahan. Untuk beberapa waktu, dia tidak mengetahui keberadaan mereka. Sekitar sebulan yang lalu salah satu ANBU menemukan tempat persembunyian mereka. Kelompok ini kemudian ditempatkan di bawah pengawasan ANBU.

Sekitar seminggu yang lalu, mereka mengetahui kegiatan kelompok  yang terasing dalam tempat persembunyian. Seseorang mendatangi tempat persembunyian dan berhubungan dengan pemimpin teroris.
Menurut ANBU yang mengintai: “Seseorang yang mendatangi tempat persembunyian segera meninggalkan tenda dan kemudian menghilang.” Itulah yang dilaporkan mereka.
Pertemuan itu singkat, sehingga mereka tidak bisa mendengar isi pembicaraan mereka. Namun ada satu hal yang salah dan ANBU membawa informasi menghawatirkan ini pada Gaara.

“Berdasarkan penampilan dari pria yang terlihat dari tempat persembunyian, ANBU menyimpulkan bahwa pria itu memiliki kemiripan yang mencolok dengan Uchiha Sasuke dari Konoha.”
Sakura mengambil napas perlahan, namun sekarang bukan waktunya untuk bertanya.
Gaara melanjutkan: “Aku pikir mungkin orang ini hanya kebetulan mirip dengan Sasuke, atau ANBU salah mengira, tapi itu sendiri tidak menyelesaikan perlawanan mereka. Hari berikutnya, aku memutuskan untuk bergabung bersama ANBU mengikuti misi pengintaian.”

Dengan bola mata pasir Gaara, dia dapat mengintip ke dalam tenda. Dengan memanipulasi kekuatan pasir, dia dapat dengan mudah mengatur dan menggunakannya sebagai alat untuk menyadap. Beberapa hari berlalu sejak Gaara bergabung melakukan pengintaian. Dan Uchiha Sasuke muncul ke tempat persembunyian para teroris.

“Ketika Sasuke memasuki tempat persembunyian, dia memulai negosiasi dengan pemimpin teroris.
Sasuke berkata ‘jadilah bawahanku’, itu adalah permintaan bahwa ia percaya mereka.”
“Menjadi bawahannya?” Ino mengerutkan alisnya.
Gaara mengangguk.
“Sasuke mengusulkan saran ini pada mereka: ’sebagai bawahanku, kalian akan bekerjasama dengan ku dalam menghancurkan Konoha. Setelah itu, aku membantu kegiatan terror kalian.”
“Dia mengatakan hal seperti itu?” Sakura reflek angkat bicara.
Gaara melanjutkan.
“Para teroris menolak permintaan Sasuke, itu mengapa negosiasi mereka hancur. Tapi setelahnya, Sasuke tidak meninggalkan situasi, dia bertahan dan membunuh para teroris. Mereka tidak memahami rencananya untuk menghancurkan Konoha lebih jauh, tapi dia tidak membiarkan mereka untuk hidup.”

Karena Gaara telah mengintai dengan bola mata pasirnya, dia mengerahkan ANBU untuk bergegas masuk. Dengan segera, kelompok teroris dan ANBU mulai bertarung. Ditengah keributan Sasuke melarikan diri. Gaara mencoba mengejarnya, namun Sasuke telah menghilangkan jejaknya. Gaara kehilangan dia.

“Ini terjadi dua hari yang lalu.”
Sakura menutup matanya. Dia tidak membuka mulutnya. Keheningan terasa di ruangan itu.
Tidak berapa lama, Ino berbicara:
“Hai, tunggu sebentar. Apa kalian pikir kami akan percaya dengan cerita seperti itu?”
Suaranya bercampur dengan tawa, mungkin karena cerita itu seperti tidak sesuai dengan kenyataan. Sakura sependapat dengannya.

Tragedi Klan, menimbulkan kebencian pada desa yang sulit dihilangkan. Sasuke menjadi kawan Sakura dan aliansi shinobi saat perempuran besar Perang Duania Shinobi. Sekarang, kenapa Sasuke bergabung dengan teroris? Dan mengapa dia perlu merencanakan balas dendam pada Konoha?

“Gaara-kun… Apakah tidak salah dengan apa yang kau katakan tentang Sasuke-kun?”Sakuara bertanya dengan menekankan kata ‘tidak salah’.
Ino juga berbicara: “Benar, Sebagai contoh, bagaimana jika ini sebuah Henge no Jutsu atau yang lain. Seseorang menyamar menjadi Sasuke-kun…”
“Aku ingin berpikir seperti itu juga. Tapi, sangat sulit berpikir seperti itu.” Gaara sedikit menggelengkan kepalanya.
“Bahkan jika kau bisa meniru penampilan seseorang dengan Henge no Jutsu, kau tidak bisa meniru warna dan tipe chakra yang sama. Sasuke yang ku lihat dua hari yang lalu, memiliki tipe chakra yang sama seperti Sasuke; aku cukup mengetahui chakra Sasuke dengan baik.”
“Aku pernah mendengar tentang ANBU Konoha; dalam ANBU Konoha, ada shinobi yang memiliki jutsu untuk menyalin chakra…..Apakah ada hubungannya dengan mereka?” Temari bertanya.
Berbicara tentang shinobi itu, sakura juga pernah mendengarnya, Namun, nampaknya tidak ada hubungannya dengan kejadian itu.
“Aku tidak berpikir begitu.” Sakura melanjutkan bicara: “Sasuke-kun bukan shinobi yang berkomunikasi dengan orang lain, jadi aku tidak mengerti kenapa dia harus melakukan hal seperti ini.”
“Jika itu yang terjadi, maka Sasuke yang Gaara lihat kemungkinan besar adalah Sasuke asli.”
“Temari-san! Caramu berbicara…”
“Aku hanya berbicara fakta.” Temari memandang tajam Ino saat berbicara.
“Zetsu putih…” Sakura mulai berbicara. “Tidak, tidak mungkin”. Dia segera menarik kembali kata-katanya.
“Aku berpikir seperti itu untuk sesaat.” Gaara melanjutkan kata-katanya:
“Karena Zetsu putih memiliki kemampuan untuk meniru chakra, bukan? Namun, semenjak Ootsutsuki Kaguya binasa, keberlangsungan hidupnya tak memungkinkan.”
“Lalu bagaimana dengan Shouten no Jutsu?”

Pemimpin Akatsuki, Pain. Dia pernah membaca data tentangnya dari data arsip; dia menggunakan semacam Jutsu. Itu adalah Jutsu yang memanipulasi tubuh dengan membagikan chakra pada anggota lain yang dipanggilnya.

“Tentu saja, jika benar Jutsu itu aku rasa itu bisa menjelaskan mengapa wajah dan chakranya sama. Namun Pain sudah tidak hidup lagi. Jika ada seseorang yang mungkin menggunakan  Jutsu itu, mengapa Sasuke harus berhubungan dengan seseorang seperti itu? Mengapa dia megizinkan orang lain menciptakan tubuh yang identik dengannya? Pertanyaan itu masih ada.”
Gaara benar. Sasuke yang dilihatnnya, bahakan jika itu bukan Sasuke sendiri, adalah seseorang yang memiliki tubuh yang identik dengan Sasuke. Kecurigaan pada Sasuke tidak terelakkan.
“Apa kau tidak bisa menghubi Sasuke? Aku dengar dia pergi untuk sebuah perjalanan.” Gaara bertanya.
Sakura dengan bebas menggelengkan kepala.
“Di beberapa tempat, sepertinya da titik kontak. Kami mempercayakan pesan verbal pada mereka, tapi….”
“Adapun apakah dia mendapat akses, kapan waktu Sasuke-kun menerima pesan itu… kami tidak tahu.”
Ino melanjutkan bicara untuk Sakura.
“Dari pihak Suna, untuk kejadian ini kami tidak akan membocorkan ke luar. Kami berencana mengatasinya di lingkup internal. Orang-orang yang mengetahui kejadian ini adalah aku dan ANBU yang berada di misi, serta Temari dan beberapa petinggi desa. Para teroris yang ditangkap di tempat persembunyian telah dipenjara. Karena itu berita ini tak akan bocor ke luar desa.”
“Bukan berarti Uchiha Sasuke mencoba untuk bergabung dengan teroris. Gaara dan aku  berpikir seperti itu. Pertama tama, dia tiba-tiba mengatakan ingin memiliki bawahan dan semacamnya, negosiasi mereka mentah. Rasanya tidak mungkin Sasuke melakukan hal seperti ini.” Temari berkata.
Sakura dan Ino mengangguk.
“Sakura, Ino… bergegaslah dan kembali ke Konoha, aku pikir kalian harus meminta pendapat Kakashi. Dan karena suatu masalah  kalian datang ke Suna untuk kami, aku berharap banyak kita bisa selalu bekerja sama dengan baik.” Gaara membuka suara.

Tentu, Sakura juga berencana kembali ke Konoha. Saat dia datang ke Sunagakure, ada banyak hal yang ingin ia lakukan. Ia ingin belajar lebih dalam menyangkut sisstem perawatan medis di Suna. Dia juga ingin bertemu dan berbicara dengan spesialis penelitian toxin. Tapi untuk sekarang, dia harus kembali ke Konoha.

“Aku megirim surat dengan elang. Aku hanya menyampaikan intinya pada Kakashi. Aku harus pergi untuk menjelaskan kejadian ini lebih detail, tapi sebagai pemimpin desa, aku tidak bisa begitu saja meninggalkan desa. Itu sebabnya aku menjelaskan ini pada kalian.”
“Mengerti!”
Sakura berpikir: ‘ membutuhkan empat hari untuk berangkat, tapi ambil tiga hari untuk kembali.’

---End of Chapter Two---
(Chapter 2 >>>)

Note:
Terima kasih telah bersedia mampir ke blog saya.
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penerjemahan,  penulisan dan/kekurangan dalam posting ini. Terjemahan telah dimodifikasi dan disesuaikan.
Hargai kerja keras saya.
NO PLAGIARISM DON’T RE-POST or COPY-PASTE!!!


Source : (1)

No comments:

Post a Comment