Pages

2015/05/14

SAKURA HIDEN: Chapter 3 (Part 4) [Indo Ver.]


SAKURA HIDEN : Thoughts of Love and Longing, Riding Upon a Spring Breeze
(Sakura Hiden : Perasaan Cinta dan Kerinduan, Menunggang Angin Musim Semi)
Story by Tomohito Osaki, Illustration by Masashi Khisimoto
Eng Trans by OrganicDinosaur
CHAPTER 3 Part 4

Di sisi lain di balik kaca tebal, tim ninja medis Kido sedang bekerja. Ada banyak orang: satu menggoyang tabung penelitian, yang lain menggunakan alat ukur, dan yang lainnya sedang mengepak kapsul ungu ke dalam kotak.

“Apakah semua berjalan baik?” Kido bertanya pada Magire, dia sedang mengawasi bawahannya yang sedang mengemas kapsul dalam kotak, Kido berdiri disamping Magire.
“Semua berjalan baik. Sepertinya kita bisa mengosongkan jumlah yang direncanakan untuk bulan ini tanpa masalah. Itu saja.” Magire menjawab dengan suara monoton.

Kido membangun fasilitas penelitian di pinggir desa. Dibawah arahan Magire, mereka meneliti dan membuat berbagai macam obat setiap harinya. Ruang mereka berada di bawah tanah. Untuk menyamarkan kegiatan, mereka menggunakan gudang bata. Itu adalah sebagian fasilitas yang dibangun di atas tanah. Tentu saja keberadaan ruang bawah tanah hanya di ketahui tim Kido.

“Bagaimana kondisi media kultur? Bukankah kau menangis ketika kau ingin pulang ke rumah?”
“Aku tidak menangis. Sebaliknya karena obat ini membuatku merasa tak sadar. Jadi aku tak akan menunjukkan perasaanku tentang media kultur. Begitulah.”
“Begitukah?”
“Bukankah pria yang sulit ini orang yang ku butuhkan?” Kido menyeringai dan tertawa. Kemudian dia mengubah topik pembicaraan.
“Pertemuan tentang anggaran berjalan mulus, anti-klimaks.”
“Namun, Hatake Kakashi mungkin telah menyadari penyerangan Daimyo dan Dewan Kehormatan dilakukan oleh kita.”
“Aku tidak peduli jika dia mengetahuinya. Jika dia tipikal orang yang tidak menyadari itu sebagai gantinya mungkin dia tidak bertahan lama menjadi Hokage, atau bahkan mungkin sampia hari ini.”
Maksudnya, tidak masalah jika Kakashi menyadari dirinya sebagai pecundang, asalkan Kakashi tidak mengetahui motif sebenarnya. Kejadian belakang ini lagi pula hanya percobaan Kido.

Obat biju berekor
Hasil terakhir luar biasa. Dengan para pembunuh yang telah ditambah kemampuannya dengan obat biju berekor, serta dengan arahan Kido. Mereka melempar kunai pada Daimyo dan menyebabkan sayatan pada Dewan Kehormatan. Mereka menghindarai kejaran Jounin penjaga dan dengan lincah melarikan diri dari tempat kejadian. Dan juga Kido menggunakan dua lasan itu untuk meningkatkan anggaran keuangan untuk ANBU.

Kido merasa obat biju berekor akan sangat berguna berdasarkan timbal balik yang diterima. Itulah kepentingan dari dua kejadian itu: sangat berarti dan berguna memiliki dua orang yang diberi obat itu, dan juga menggunakan kejadian itu untuk kepentingan politik.

Adapun Hatake Kakashi mereka harus melihatnya sebagai musuh yang cerdik mulai sekarang dan seterusnya. Dia senantiasa memiliki mata yang mengantuk, tapi dia berguna dan memiliki intuisi yang tajam sebagai poin penting. Bahkan untuk sekarang dia menggerahkan anggota ANBU asli, Sai.

“Tampaknya Sai masih berada di sekitar kita.” Kido berbicara.

Beberapa hari yang lalu dia mengirin dua pembunuh langsung untuk Sai, namun dia mendapat laporan mereka telah gagal. Karena satu dari mereka tewas karena ledakan, dia mungkin mencoba untuk berbicara saat diinterogasi. Saat kejadian dengan Daimyo dan Dewan Kehormatan, para pembunuh ditandai dengan segel terkutuk. Hanya mereka yang kembali dengan berhasil dari misi yang segelnya terhapus.

Magire kemudian berbicara:
“Kegagalan hari itu adalah kesalahanku yang salah memperkirakan. Keduanya yang pergi hanya memiliki satu ekor, sepertinya kemampuan dan chakra mereka tidak mencukupi. Begitulah.”
“Tak masalah. Walaupun itu sebuah kegagalan. Itu juga berarti sebuah peringatan. Ketika akhirnya terjadi dan banyak orang yang memiliki jumlah ekor yang banyak, kita harus mejadikan mereka pergi untuk misi.” Kido berbicara.
Kita tidak harus meninggalkan rencana di sini. Tidak ada gunanya membandingkan skala keuangan mereka dengan anggaran desa… Bahkan untuk mendapatkannya, masih ada sesuatu hal yang dilakukan.

“Kido ini hebat. Dengan ini, kau juga akan mampu untuk pergi ke akademi seperti yang lainnya…”
“Ya tousan…. Terima Kasih!”
Tiba-tiba kenangan itu muncul dalam pikiran, ekspresi wajah Kido menegang.

“Ini uang…. Uang yang banyak…” Sesuatu yang laknat muncul dipikirannya dan keluar melalui suaranya.

---End of Chapter Three---

Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam penulisan dan/kekurangan dalam posting ini. Terjemahan telah dimodifikasi dan disesuaikan.
NO PLAGIARISM DON’T RE-POST or COPY-PASTE!!!

Terimakasih…

Source : (1)

No comments:

Post a Comment