SAKURA HIDEN :
Thoughts of Love and Longing, Riding Upon a Spring Breeze
(Sakura Hiden :
Perasaan Cinta dan Kerinduan, Menunggang Angin Musim Semi)
Story by Tomohito
Osaki, Illustration by Masashi Khisimoto
Eng Trans by
OrganicDinosaur
CHAPTER 4 Part 4
Setelah dia mengatakan itu di kantor Hokage, dia kembali berpikir setelah
tiba di rumah, namun tak ada gagasan muncul di pikiran sama sekali.
“Bagaimana
aku membuktikan bahwa dia itu palsu? Selain itu, kenapa Sasuke-kun tidak
kembali ke desa?” itu yang dapat Sakura pikirkan.
“Cepatlah kembali Sasuke-kun.”
Dia akan mengatakan sesuatu seperti, ‘Aku
yang asli tidak akan melakukan hal itu’… Aku merasa tidak mudah dan lemah.
Itulah kenapa aku tidak bisa berpikir. Aku ingin bertemu Sasuke-kun…itu saja yang bisa aku lafalkan
lagi dan lagi, seolah kau sedang berdoa pada Buddha.
“Tidak berguna…jika seperti ini…”
Sakura meninggalkan rumahnya.
Sakura pikir akan lebih baik jika dia
menggerakkan tubuhnya sejenak, maka dia bisa mengembalikan moodnya. Dia mulai berjalan tanpa menentukan tujuan, tapi kemudian
dia menyadari dia mendekat ke akademi. Mungkin ini keputusan yang secara sadar
ingin menjauh dari keramaian jalan.
Karena saat ini sore hari di sekolah, Sakura
bisa mendengar suara anak-anak. Dia berpikir untuk mengamati sedikit mengamati mereka
dari pagar. Beralih ke halaman sekolah, ia melihat anak-anak berusia sekitar
sepuluh tahun, mereka bertanding berpasangan. Kemudian dia melihat sensei yang bergabung dalam latihan ‘Ah…’ dia berpikir ‘itu Naruto.’
“Hey, perhatikan! Bukan hanya soal jumlah
gerakan! Kontrol tubuh kalian dan pikirkan serangan selanjutnya dengan baik dattebayo!”
Setelah perang besar, dia mendengar jika
Naruto menjadi instruktur khusus di Akademi. Saat dia melihat, sepertinya
Naruto melakukannya dengan baik.
“Oi! Setelah pertarungan berakhir, buat segel
perdamaian yang benar! Asal kalian tahu,
ada yang kuat dan yang lemah, karena ini aturan ninja.”
Naruto memberikan kepala tangan pada kepala
dua orang murid yang bertarung namun tidak mematuhi aturan.
“Kau
dulu juga melakukannya” Sakura mengatakan dipikirannya dan sedikit
tertawa.
Seperti biasa setelah pelajaran berakhir,
Naruto membuat siswa berbaris beruntuk untuk mengucapkan terima kasih satu sama
lain.
“Sakura-chan!”
Sakura melambaikan tangannya sekejap.
“Kalian, tunggu sebentar.”
Setelah Naruto meninggalkan pesan ke
anak-anak, dia bergegas ke Sakura.
“Sedang apa? Apa kau beristirahat hari ini?”
Ketika ditanya Naruto, Sakura menjawab:
“Ya. Ya seperti itulah…” Dia mengatakannya
dengan ambigu.
“Kau melakukannya dengan baik sebagai seorang
sensei, ya kan?”
“Kau berpikir begitu…?” Naruto tertawa dan
mengusap bagian bawah hidungnya. Dan menepukkan kedua tangannya.
“Ah, itu benar! Karena kau ada disini, Sakura-chan juga harus mengajari mereka
tentang pasangan tanding.”
“Ehhh~? Bolehkah. Aku….”
“Ini tak masalah bukan? Setidaknya sebentar
saja. Ajari mereka kemampuanmu sebagai kunoichi
dengan kekuatan manusia super ’ttebayo!”
“Ermm, setiap kali kau menambahkan pada
’kekuatan super’…”
“Oi~! Seorang sensei tamu yang mengagumkan datang untuk kalian.”
Tanpa mendengar tanggapan Sakura, Naruto
bebicara dengan suara keras pada anak-anak.
“Ini adalah kunoichi dengan kekuatan manusia super, Haruno Sakura-sensei ‘dattebayo!”
“Kau bahkan mengatakannya dua kali, eh…!”
Segera setelah sakura membalas Naruto,
anak-anak mengumpulkan suara.
“Aku menantikan ini, Kekuatan manusia super-sensei!”
“Hei, ini karena kau mengatakan sesuatu yang
berlebihan!” Meskipun Sakura bernapas kasar melalui hidungnya Naruto tidak
peduli.
“Ayo cepat!” Dia kembali ke anak-anak.
“Jeezz, anak ini…..”
Namun karena sudah seperti ini, Sakura tidak
punya pilihan selain mengajari mereka sebentar. Dengan menggelengkan kepalanya
Sakura menuju halaman sekolah. Dia sekarang bergabung dengan anak-anak untuk
melatih mereka sebagai pasangan tanding. Tanpa diduga, Sakura tahu suasana
hatinya menjadi cerah.
Singkatnya, ketrampilan siswa beragam. Bahkan
Sakura harus mengubah caranya sesuai dengan partner tandingnya. Anehnya, ada
anak yang cepat belajar, dan ada juga anak-anak yang tidak melakukan dengan
tidak peduli berapa kali mereka diberi tahu, itu semua tergantung individu
anak.
Sakura memikirkan kata-kata apa yang harus
digunakan untuk melatih mereka, sementara dirinya sedang memberikan contoh
gerakan untuk bertanding berpasangan. Dia mengajar sesuai dengan masing-masing
murid, dengan berpikir dan melakukan gerakan dia menyadari sesuatu: endapan
yang menunpuk di hati dan pikirannya dari beberapa hari yang yang lalu telah
terkikis.
Lonceng berbunyi tanda berakhirnya sekolah.
Sampai hal itu terdengar Sakura telah terhanyut dan benar-benar asyik dengan proses
mengajar. Dia akhir latihan, Naruto memanggila anak-anak untuk berbaris.
“Kalian semua telah melakukan yang
terbaik-----Nah yang terakhir karena sensei
tamu hari ini, Haruno Sakura-sensei
ingin mengatakan sesuatu…dengarkan baik-baik!”
“Haa!?” Karena ucapan Naruto yang tiba-tiba,
membuat Sakura kaget.
“Tu-tunggu. Apa yang kau lakukan?”
“Bukan apa-apa, semua baik-baik saja. Sebagai
alumnus, katakan sesuatu pada kouhaimu.”
“Kau berkata ini bukan apa-apa, semua
baik-baik saja…Apa yang tiba-tiba muncul di pikiran----“
“Sakura-sensei,
silahkan mengatakan sesuatu dengan singkat.”
Satu anak berbicara dan yang lain tertawa
terbahak-bahak. Tak peduli kapan pun masanya, pasti ada seseorang di kelas yang
menjadi penghubung dengan yang lain, mereka akan terbawa dengan mudah.
“Naruto
sialan…!”
Sakura panik dengan apa yang harus dia
katakan dan sedikit melirik Naruto.
“Ummm, Apa yang harus ku lakukan… meskipun
aku tidak mengantisipasi hal ini…Baiklah, ini cukup singkat..”
Dengan mengarahkan pandangan matanya ke
anak-anak, Sakura kemudian berbicara. Karena dia dapat berlatih dengan banyak
orang hari ini, ini sangat menyenangkan. Sebab bertanding berpasangan akan
menjadi dasar bagi shinobi untuk bertarung, mereka harus berlatih berulang
ulang.
Dan kemudian dia mengakhirinya dengan:
“----Dan dari kalian semua, mungkin bahkan
ada anak yang mengetahuinya. Sebagai ninja-medis, aku mendirikan ‘Klinik
Perawatan Kesehatan Mental anak’. Ini untuk anak-anak yang terluka karena
memiliki kerisauan di pikiran mereka. Ini sebuah tempat dimana kita akan
menjadi dekat dengan anak-anak maka kita akan dapat menyembuhkan luka itu
bersama-sama. Bukan kah pikiran adalah sesuatu yang benar-benar rumit? Meskipun
hal wajar tidak mengerti pikiran orang lain, ada saatnya kalian mungkin tidak
mengerti apa yang terjadi dengan pikiran kalian. Meskipun tubuh kalian akan
menjadi kuat dengan melakukan latihan seperti bertanding berpasangan, kalian
akan penasaran tentang bagaimana pikiran kalian menjadi kuat, benar? Mulai
sekarang dan seterusnya meskipun tubuh kalian kuat, aku rasa aku ingin kalian
semua juga menjadi ninja yang memiliki hati yang kuat. Untuk itu…Semua orang
akan melakukan kesalahan dan mengalami banyak perasaan yang memalukan…dan
kemudian, ini akan terjadi…silahkan jatuh cinta dengan seseorang. Saat itu
terjadi kalian semua benar-benar akan---“
----^-^----
“Hai” Naruto memberika sekaleng jus pada
Sakura.
“Terima kasih” Sahut Sakura menerima kaleng
jus dari Naruto.
Ketika pelajaran berakhir, mereka berdua
menuju taman dekat akademi. Mereka duduk bersebelahan di bangku, dengan meminum
jus.
“Terima kasih Sakura, membantuku mengajar.”
“Tak masalah, ini sangat menyenangkan untuk ku,
ini adalah langkah perubahan yang baik.”
“Aku senang.”
“Tapi ini sangat mengejutkan. Kau memiliki kualitas
yang baik sebagai sensei, bukan
begitu?”
“Hehehe… bagiku ’tteba, itu karena aku bukan siswa yang tidak bisa mengikuti
sekolah dengan baik. Aku mengerti perasaan mereka yang tidak mampu ‘dattebayo.”
“Aku mengerti…”
“Ummm, bagaimana aku mengatakannya? Sakura-chan sangat mengagumkan. Aku hanya
sesekali datang ke akademi untuk mengajar, tapi Sakura-chan memiliki cara yang lebih baik melakukan sesuatu saat
berpartner denga anak-anak, bukan?”
“Tidak sama sekali. Bagiku…”
Sakura menggelengkan kepalanya. Dia secara
terbuka dipuji, namun dia hanya bisa membalasnya sedikit sekarang.”
Setelah meneguk jus dan menghembuskan napas,
dia melanjutkan:
“Aku tidak melakukannya dengan baik. Beberapa
saat yang lalu, aku mengatakan pada anak-anak untuk menjadi ninja yang memiliki
hati yang kuat. Aku mengatakan hal seperti itu, tapi itu bukan hal terbaik yang
aku lakukan. Aku yang sekarang, adalah suatu…”
“Apa yang terjadi?”
Saat Naruto berbicara, dia melempar kaleng
jus kosong ke tempat sampah di seberang yang berjarak beberapa meter. Sakura
kemudian menilai bahwa ini akan menjadi keputusan yang baik untuk mencoba dan
berbicara pada Naruto tentang semuanya. Dia menjadi cemas.
“Sasuke-kun…”
“Sasukeh~~?”
“Sasuke-kun
sekarang ini terlihat di berbagai tempat di seluruh dunia, tapi----“
Sakura bertanya-tanya apakah benar untuk
membicarakan hal ini dengan Naruto, dia juga sejenak ragu. Namun, Sakura
akhirnya angkat bicara, cpat atau lambat Sakura mungkin akan mendengarnya. Jika
ini terjadi, maka dia ingin menceritakannya dari mulutnya sendiri.
Sasuke yang mereka lihat adalah seorang
tiruan, namun dia tidak tahu bagaimana membuktikannya.
Naruto mendengarkan cerita tanpa
menginterupsinya.
Setelah itu dia berbicara: “Hmmmm….Jadi
bagaimana ini. Sesuatu yang seperti ini terjadi…”
Naruto mengatakan dengan nada ringan tanpa
keseriusan, Sakura berpikir dia sedikit menghindari pertanyaan.
“Kau mengatakan ‘bagaimana ini’….Apakah kau
tidak terkejut?”
“Untuk apa? Bukankah itu Sasuke palsu?”
“Ya tampaknya benar, tapi….”
Sakura sedikit kecewa dengan reaksi Naruto.
Dia pikir Naruto akan terkejut atau marah….setidaknya menunjukkan sedikit
emosi.
“Aku mengatakan hal itu karena dia tiruan,
kita tidak perlu cemas. Bahkan Sakura-chan
seharusnya tidak banyak merenung.”
“Tapi siapa dia? Dan apa tujuan mereka?
Selain itu, bagaimana mereka membuat tiruannya? Kita tidak tahu bukan?”
“Aku mengatakan semua akan baik-baik saja.” Saat
berbicara, Naruto tertawa.
“Haa..” Sakura menghela napas.
“Entah bagaimana saat aku berbicara denganmu,
sesuatu yang membuatku cemas berubah menjadi hal konyol. Bahkan tentang Sasuke-kun dan bagaimana kita tidak mendapat
respon dari pesan yang kita kirim untuknya…”
“Yah. Itu! itu!” Naruto tiba-tiba berbicara dengan
keras.
“Kenapa dengan ini, begitu tiba-tiba?”
“Itu karena Sasuke tidak merespon, itulah kenapa
aku tidak khawatir ‘dettebayo.”
“Aku sama sekali tidak mengerti dirimu.”
“Itulah mengapa~”
“Aku
bingung bagaimana aku harus mengatakannya?” Naruto menggaruk
kepalanya, dia melanjutkan:
“Bahkan jika sang penipu berkelirian sebagai
dirinya, dia sama sekali tidak akan kembali ke desa. Karena dia berpikir pada
dirinya sendiri bahwa ini bukan masalah besar.”
“Sasuke-kun….”
Sakura bergumam, jadi Sasuke tidak berpikir ini sebagai masalah besar….
“Jika aku menjadi dia, dia akan mengatan
sesuatu seperti: ‘….jangan panggil akau kembali ke desa untuk sesuatu yang
sepele, lakukan sesuatu tentang ini sendiri…’.” Naruto mengatakannya dengan
meniru gaya Sasuke.
Sakura tanpa sadar tertawa. Seolah keadaan
buruk itu menghilang, itu seperti apa yang Naruto katakan.
“Aku
ingin tahu apa yang ada di pikirannya. Dia benar-benar berubah dari pikiran
sebelumnya, kembali berdiri tegak saat dia mengerti”
“Aku mengerti, sepertinya itu benar.”
Jadi itu berarti Sauke tidak akan kembali ke
desa, ini berarti Sasuke sendiri tidak menganggap serius kejadian akhir-akhir
ini----terlihat mudah bagi Naruto dan melihat jelas hal itu. Tapi bagi Sakura,
kata-katanya telah menyelamatkan dia dari apapun sekarang ini.
Sakura tampak memperlihatkan senyum
naturalnya.
“Hal yang terbaik ketika Sakura-chan tersenyum ‘dattebayo.” Setelah berbicara, Naruto tersenyum dengan
memperlihatkan giginya.
Sasuke mengambil napas dalam, dia meraskan
keadaan lebih baik, tampaknya moodnya
telah berubah
“Terima kasih Naruto.” Setelah berbicara
Sakura berdiri dari bangku.
“Berbicara dengan mu membuatku gembira.”
Naruto tertawa ringan dengan suara
‘nishishi’.
“Tapi tentang Sasuke ‘tteba…Dia benar-benar orang yang merepotkan, bukan?...Dia hanya
membuat Sakura-chan bermasalah
karenanya.”
Hal aneh bagi Naruto bersikap merendahkan,
Sakura tertawa lagi karenanya.
Mohon maaf jika masih ada kesalahan dan/kekurangan dalam penulisan.
Saya berharap agar tidak me-repost, copy-paste atau hal lain
tanpa ijin.
Terima kasih atas kerja samanya!
Source: (1)
No comments:
Post a Comment